Selasa, 28 Agustus 2012


ILMU UKUR TANAH

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.
Pada dasarnya tujuan pengukuran adalah untuk menentukan letak atau kedudukan suatu obyek di atas permukaan bumi dalam suatu sistem koordinat (umumnya dipergunakan apa yang disebut sistem koordinat geodetis).  Dan dalam pelaksanaan pengukuran itu sendiri yang dicari dan dicatat adalah angka-angka, jarak dan sudut.  Jadi koordinat yang akan diperoleh adalah dengan melakukan pengukuran-pengukuran sudut terhadap sistem koordinat geodetis tersebut

Pengenalan Alat (Theodolith dan Planimeter)

Untuk mendalami ilmu ukur tanah dan kartografi maka diperlukan beragam alat yang mendukung proses pengumpulan data-data yang akan digunakan. Salah satu contoh alat itu adalah Theodolith. Theodolith adalah alat untuk mengukur sudut dan arah sudut.  Sudut yang diukur dalam Theodolith adalah sudut vertikal, untuk mengetahui beda tinggi dan sudut horizontal, serta untuk mengetahui Azimuth. Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam dan hanya diukur dari arah Utara atau Selatan saja sebagai acuan. Theodolith juga dapat digunakan untuk mengukur beda tinggi yaitu dengan menggunakan sudut vertikal.  Adapun syarat penggunaan Theodolith dalam mengukur beda tinggi adalah posisi alat harus tegak lurus dengan titik tempat mengukur, dengan cara menyeimbangkan niveau tabung dengan niveau kotak agar gelembung udara dapat di tengah-tengah.
Theodolith adalah salah satu alat yang digunakan untuk metode pemetaan. Theodolith digunakan sebagai sarana guna mengumpulkan data di lapangan, ini merupakan sarana pengumpulan data dengan metode secara Terestris. Theodolith dilengkapi dengan piringan untuk pembacaan sudut balik piringan horizontal maupun vertikal. Theodolit juga dilengkapi dengan sumbu I (vertikal) dan sumbu II (horizontal). Dengan demikian sumbu teropong dapat digerakkan ke segala arah. Sudut tegak (vertikal) ialah sudut yang dibentuk pada bidang tegak oleh garis bidik dengan garis tegak (2) atau oleh garis bidik dan garis mendatar (m).  sedangkan sudut mendatar ialah sudut yang dibentuk oleh dua garis bidik dibidang mendatar (Wongsotjitro, 1964).
Dengan Theodolith, data-data berupa jarak, ketinggian, sudut dan Azimuth dapat diketahui dengan jalan pengukuran. Pada acara kali ini pengukuran hanya terbatas pada pembacaan sudut horizontal, sudut vertikal, jarak, dan beda tinggi. Jarak yang dihasilkan diperoleh dengan mengurangi batas atas pengukuran dengan batas bawah pengukuran dikalikan 100. Masing-masing titik memiliki ketinggian yang berbeda sehingga dari pengukuran ketinggian itu kita bisa mendapatkan data berupa jarak tiap titik. Pembacaan sudut horizontal dan vertikal dilakukan dengan  membaca sudut yang dihasilkan sewaktu pengukuran, biasanya berupa derajat, menit, dan detik.
                         
perhitungan sering ada sudut yang terkoreksi, artinya adalah perhitungan dan pengamatan yang dilakukan di lapangan tidak begitu tepat, sehingga untuk menutup poligon yang agak terbuka dibutuhkan koreksi sudut. Koreksi sudut ini digunakan untuk mencari koreksi sudut Azimuth. Sudut Azimuth adalah besarnya sudut yang dibuat oleh posisi horizontal teropong pada Theodolith.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar